Senin, 15 April 2013

Tipe Kepribadian


Tipe Kepribadian DISC
Saat merencanakan dan memilih karir yang diinginkan, hal pertama yang harus dilakukan sebaiknya adalah mengenal diri sendiri. Mengenal diri sendiri adalah hal yang penting sebelum seseorang menentukan pilihan karirnya. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang bisa menemukan minat, kebutuhan, harapan, keunikan serta kelebihan dan kekurangan dirinya, apa kelebihan yang bisa ditonjolkan, serta apa kekurangan yang perlu diperbaiki atau dihilangkan. Dengan demikian akan lebih mudah memutuskan bidang pekerjaan apa yang cocok dan sesuai dengan kepribadian, sehingga diharapkan ia bisa menikmati pekerjaannya sepanjang waktu.
Para ahli di bidang psikologi telah mengembangkan sejumlah alat tes atau inventori untuk mengukur dan memberi gambaran tentang kepribadian seseorang. Salah satunya adalah DISC, sebuah inventori kepribadian yang saat ini cukup populer digunakan untuk menggambarkan profil kepribadian seseorang dengan mengkategorikan seseorang berdasarkan gaya kepribadian tertentu, berikut kelebihan dan kelemahannya masing-masing. DISC adalah singkatan dari empat tipe atau gaya kepribadian, yaitu Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance. Alat ini bisa menilai bahwa gaya kepribadian tertentu sangat cocok dengan jenis pekerjaan tertentu. Setiap orang memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. Dengan mengetahui profil DISC, kamu dapat merencanakan karir atau pekerjaan yang sesuai dengan karakter diri kamu. Berikut ini adalah penjelasannya masing-masing:
1.       Dominance (D)
         Ciri-ciri umum: tegas, ambisi tinggi, mau menang sendiri, berani mengambil resiko, mandiri.
         Kelebihan: siap menerima tantangan/perubahan, inovatif, tempo kerja cepat.
         Kemungkinan kelemahan: suka melanggar aturan, sikap argumentatif, menolak rutinitas, cenderung mengerjakan banyak hal pada saat bersamaan.
         Ketakutan terbesar: dimanfaatkan orang lain.
2.       Influence (I)
         Ciri-ciri umum: antusias, optimis, persuasif, aktif berbicara, mudah percaya orang lain, impulsif, ekspresif secara emosional.
         Kelebihan: kreatif dalam memecahkan masalah, bisa memotivasi orang lain, bisa menyemangati orang lain, bisa menengahi konflik, humoris.
         Kemungkinan kelemahan: kurang perhatian pada detail, terlalu sibuk mencari popularitas ketimbang hasil kerja nyata, bukan pendengar yang baik.
         Ketakutan terbesar: penolakan dari lingkungan sosial.
3.         Steadiness (S)
         Ciri-ciri umum: pendengar yang baik, loyal pada tim, stabil, mudah ditebak, peka akan kebutuhan orang lain, memiliki sikap hangat dan bersahabat.
         Kelebihan: dapat dipercaya dan diandalkan, taat pada aturan/ otoritas, pendengar yang baik, sabar dan berempati, bisa mendamaikan konflik.
         Kemungkinan kelemahan: tidak suka perubahan, butuh waktu lama beradaptasi, menyimpan dendam, sensitif pada kritik, sulit menentukan prioritas, tempo kerja lambat.
         Ketakutan terbesar: kehilangan rasa aman.
4.         Compliance (C)
         Ciri-ciri umum: analitis, cermat, akurat, standar kerja tinggi, sistematis.
         Kelebihan: rajin, tekun, bekerja sampai tuntas, teliti, sangat detil.
         Kemungkinan kelemahan: kaku, membutuhkan batasan yang jelas, terikat pada prosedur dan metode.
         Ketakutan terbesar: kritik terhadap hasil kerjanya. 
Oleh: Gita Khadijatu Saliha, M.Psi.,Psikolog Binus Career Consultant

Kamis, 11 April 2013

Kerajaan Raminem

Hobiku

Sejak kecil aku suka membaca. Kebetulan, di rumahku tersedia banyak buku karena ibuku sengan mengoleksi buku. Dari beberapa buku yang pernah aku baca, salah satu  buku kesukaanku adalah buku karangan Suparto Brata yang berjudul Kerajaan Raminem. Jika membuka buku itu, yang pertama kali terbaca adalah sebuah geguritan(puisi berbahasa jawa) yang dikarang oleh ibuku. Hal itu juga menjadi salah satu alasan aku sangat menyukai buku itu.
Buku itu sebenarnya adalah sebuah trilogi. Kerajaan Raminem adalah buku kedua dari trilogy tersebut. Buku yang pertama dan ketiga sampai sekarang belum aku temukan. Buku yang berjenis seperti itu memang kurang diminati oleh orang, sangat disayangkan.
Kerajaan Raminem menceritakan seorang gadis bernama Teyi yang hidup bersama ibu dan adiknya di sebuah tangsi(tempat pribumi yang menjadi tentara Belanda). Dalam buku itu dikisahkan hiruk pikuknya tentara Belanda kedatangan penjajah Jepang yang kejam. Teyi bersama keluarga dan penghuni tangsi harus bepindah-pindah tempat untuk menyelamatkan diri dari Jepang. Perjuangan yang keras itu akhirnya terbayar karena Teyi bisa menyelamatkan diri sampai ke jawa dan bersama-sama dengan ibu dan adiknya membangun kerajaan Raminem.
Buku itu banyak menyelipkan istilah-istilah bahasa Belanda yang bisa menambah pengetahuan. Penggambaran Suparto Brata mengenai jaman penjajahan sangat nyata sehingga mudah untuk membayangkan apa yang terjadi ketika itu.  Jika kalian penasaran dengan buku itu, silakan membacanya sendiri. Buku itu memang bukan bacaan yang ringan, namun cukup menyenangkan membacanya. 1 minggu adalah waktu yang singkat untuk membaca Kerajaan Raminem.

Kamis, 04 April 2013

Penyakit Penimbunan Glikogen


Glikogenosis


Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). 
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. 
Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. 
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan. 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan (biasanya otot atau hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang. 
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya. 
Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung. 
Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali perlu diberikan obat-obatan.
Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.

Jenis & Karakteristik Penyakit Penimbunan Glikogen

Nama
Organ yg terkena
Gejala
Enzim yg hilang
Tipe O
Hati, otot
Pembesaran hati disertai penimbunan lemak di dalam sel hati (perlemakan hati)
·  Serangan hipoglikemia (kadar gula darah yg rendah) selama berpuasa
Glikogen sintetase
Penyakit von Gierke (Tipe IA)
Hati, ginjal
Pembesaran hati & ginjal
·  Pertumbuhan yg lambat
·  Kadar gula darah sangat rendah
·  Kadar asam, lemak & asam urat yg tinggi dalam darah
Glukose-6-fosfatase
Sel tipe IB
Hati, sel darah putih
·  Sama dengan penyakit von Gierke tetapi tidak terlalu berat
·  Jumlah sel darah putih berkurang
·  Infeksi mulut & usus berulang
Glukose-6-fosfatase translokase
Penyakit Pompe (Tipe II)
Semua organ
Pembesaran hati & jantung
Lisosomal glukosidase
Penyakit Forbes (Tipe III)
Hati, otot, jantung, sel darah putih
·  Pembesaran hati
·  Kadar gula darah yg rendah
·  Kerusakan otot
Sistem enzim debrancher
Penyakit Andersen (Tipe IV)
Hati, otot, jaringan lainnya
·  Sirosis (pada anak-anak)
·  Kerusakan otot & gagal jantung (pada dewasa)
Sistem enzim brancher
Penyakit McArdie (Tipe V)
Otot
Kram otot selama melakukan kegiatan/aktivitas
Fosforilase otot
Penyakit Hers (Tipe VI)
Hati
·  Pembesaran hati Serangan hipoglikemia selama berpuasa
·  Seringkali tanpa gejala
Fosforilase hati
Penyakit Tarui (Tipe VII)
Otot kerangka, sel darah merah
·  Kram otot selama aktivitas fisik
·  Hemolisis (penghancuran sel darah merah)
Fosfofruktokinase

Sumber:

Hujan Bulan Juni

Walaupun hari tidak sedang hujan dan ini bukanlah bulan Juni, namun aku ingin setabah, sebijak dan searif hujan di bulan Juni. 
Silakan menikmati keindahan sajak ini. 








Hujan Bulan Juni

Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu