MAKALAH BAKTERIOLOGI
KURVA SIGMOID PERTUMBUHAN KUMAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan merupakan
proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme,
misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan
lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni,
ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni
tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan
jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik
kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen
seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti
pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan
parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Istilah pertumbuhan
bakteri lebih mengacu kepada pertambahan jumlah sel bukan mengacu kepada
perkembangan individu organisme sel. Bakteri memiliki kemampuan untuk
menggandakan diri secara eksponensial dikarenakan sistem reproduksinya
Dalam makalah ini,
penulis akan membahas mengenai kurva sigmoid pertumbuhan bakteri yang akan
dijelaskan secara lebih mendalam pada Bab II.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel
(berat kering sel). Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan
pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah menjadi 2 sel baru, maka
pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel.
Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel
sempurna disebut waktu generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau
massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu
penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari
beberapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan
pertumbuhannya. Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel
per unit waktu. Pada kondisi lingkungan yang memungkinkan, bakteri akan
membelah diri dengan cepat. Pembelahan terjadi setiap 15-20 menit. Sehingga
dalam waktu kurang lebih 7-8 jam bakteri sudah menjadi jutaan.
Berikut ini adalah tahap-tahap pembelahan sel bakteri:
1.
Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
pada arah memanjang.
2. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding
melintang. Dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang
sempurna,ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana
protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-hubungan. Hubungan protoplasma
ini disebut plasmodesmida.
3.
Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera berpisah,
yaitu yang satu terlepas sama sekali dari pada yang lain, setelah dinding melintang
menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang
merata, jika dipiara pada medium yang padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang
dindingnya lebih kokoh tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan. Bakteri
macam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya.
B. Penghitungan Waktu Generasi
Dari hal tersebut dapat dirumuskan
menjadi:
Dari
hasil pembelahan sel secara biner:
1 sel menjadi 2 sel
2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2 x 2
4 sel menjadi 8 sel 22 menjadi 23 atau 2 x 2 x 2
Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi:
N = N0. 2n
1 sel menjadi 2 sel
2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2 x 2
4 sel menjadi 8 sel 22 menjadi 23 atau 2 x 2 x 2
Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi:
N = N0. 2n
0’
|
15’
|
30’
|
45’
|
60’
|
75’
|
90’
|
105’
|
120’
|
135’
|
1 sel
|
2 sel
|
4 sel
|
8 sel
|
16 sel
|
32 sel
|
64 sel
|
128 sel
|
256 sel
|
512 sel
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
N: jumlah sel akhir, N0: jumlah sel awal, n: jumlah generasi
Waktu Generasi = t/n
t: waktu pertumbuhan eksponensial
n: jumlah generasi
Dalam bentuk logaritma, rumus N = N0 2n menjadi:
log N = log N0 + n log 2
log N – log N0 = n log 2
n = (log N – log N0) / log 2 = (log N – log N0) / 0,301
Waktu generasi juga dapat dihitung dari slope garis dalam plot semilogaritma kurva pertumbuhan eksponensial, yaitu dengan rumus:
slope = 0,301/ waktu generasi
Berikut ini
adalah beberapa contoh Mikroorganisme beserta waktu generasinya
Jenis Mikroorganisme
|
Waktu Generasi (jam)
|
Bakteri Heterotrofik
|
|
Bacillus megatarium
Escherichia coli
Rhizobium meliloti
Treponema pallidum
|
0,58
0,28
1,80
34,0
|
Bakteri Fotosintetik
|
|
Chloropseupdomonas
Ethylicum Rhodopseudomonas spheroids
Rhodospirillum rubrum
|
7,0
2,4
5,0
|
Ragi/Jamur
|
|
Saccharomyces cerevisiae
|
2,0
|
- Kurva Sigmoid Pertumbuhan Bakteri
Suatu bakteri yang
dimasukkan ke dalam medium baru yang sesuai akan tumbuh memperbanyak diri. Jika pada waktu-waktu tertentu
jumlah bakteri dihitung dan dibuat grafik hubungan antara jumlah bakteri dengan
waktu maka akan diperoleh suatu grafik atau kurva pertumbuhan.
Kurva pertumbuhan
bakteri dapat dipisahkan menjadi empat
fase utama :
1.
Fase lag (fase lamban atau lag phase)
2.
Fase pertumbuhan eksponensial (fase
pertumbuhan cepat atau log phase)
3.
Fase stationer (fase statis atau stationary phase)
Fase-fase tersebut
mencerminkan keadaan bakteri dalam kultur pada waktu tertentu. Di antara
setiap fase terdapat suatu periode
peralihan dimana waktu dapat berlalu sebelum semua sel memasuki fase yang baru.
1.
FASE LAG.
Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel,
mulai pada waktu sel tidak atau sedikit
mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai
dengan peningkatan komponen makromolekul,
aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Fase
lag merupakan suatu periode penyesuaian yang sangat penting untuk penambahan
metabolit pada kelompok
sel, menuju tingkat yang setaraf dengan sintesis sel maksimum.
2.
FASE LOG/PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL.
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada
dalam keadaan pertumbuhan yang seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel
meningkat oleh faktor yang sama dalam
arti rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan.
Selama periode ini pertumbuhan seimbang,
kecepatan
peningkatan dapat diekspresikan dengan
fungsi eksponensial alami. Sel membelah dengan kecepatan konstan yang
ditentukan oleh sifat intrinsik bakteri dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini
terdapat keragaman kecepatan pertumban berbagai mikroorganisme. Waktu lipat
dua untuk Escherichia coli
dalam kultur kaldu pada suhu 37oC, sekitar 20 menit, sedangkan waktu
lipat dua minimal sel mamalia sekitar 10 jam pada temperatur yang sama.
3.
FASE STASIONER.
Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk limbah, kekurangan
nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan mendesak dan
mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase
ini, jumlah sel yang hidup tetap
konstan untuk periode yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya
menuju periode penurunan populasi. Dalam beberapa kasus, sel yang terdapat dalam
suatu biakan yang populasi selnya tidak tumbuh dapat memanjang, membengkak
secara abnormal, atau mengalami penyimpangan, suatu manifestasi pertumbuhan
yang tidak seimbang.
Alasan bakteri
tidak melakukan pembelahan sel pada fase statis bermacam-macam. Beberapa alasan
yang dapat dikemukan akan adalah :
a. Nutrien habis
b. Akumulasi metabolit toksik (misalnya
alkohol,asam, dan basa)
c. Penurunan kadar oksigen
d. Penurunan nilai aw (ketersediaan air)
4.
FASE PENURUNAN POPULASI ATAU FASE
KEMATIAN.
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi
bakteri akan menurun jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak
daripada sel yang hidup.
Penyebab utama
kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler. Beberapa bakteri
hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan akhirnya masuk ke
dalam fase kematian, sementara itu beberapa bakteri hanya mampu bertahan sampai
harian dan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian.
Beberapa bakteri bahkan mampu bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati, yaitu
dengan mengubah sel menjadi spora.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan masa
sel. Pada bakteri ditandai dengan adanya
pertambahan jumlah sel. Bakteri bereproduksi dengan cara pembelahan biner,
yaitu 1 sel bakteri akan membelah menjadi 2 sel, kemudian 2 sel bakteri
tersebut mengalami pembelahan menjadi 4 sel dan seterusnya. Sehingga jumlah
bakteri dapat dicari dengan menggunakan rumus N = N0. 2n.
Pertumbuhan bakteri dalam suatu medium meleati
beberapa fase yaitu :
- Fase lag
Bakteri sedang menyesuaikan diri dengan lingkungan
medium.
- Fase eksponen
Bakteri melakukan pertumbuhan secara aktif yaitu
dengan membelah diri
- Fase stasioner.
Tidak terjadi perubahan populasi bakteri karena jumlah
bakteri yang hidup=jumlah bakteri yang mati.
- Fase kematian
Terdapat penumpukan sisa metabolism bakteri serta
nutrient dalam medium sudah habis maka bakteri akan mati
DAFTAR
PUSTAKA
www.sidik.litbang.kkp.go.id diakses pada 1 November 2012
http://www.elearning.upnjatim.ac.id diakses pada 1 November 2012
diakses
pada 5 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar