Denaturasi Protein Pada Pembuatan Keju
Denaturasi protein merupakan
suatu proses dimana terjadi perubahan atau modifikasi terhadap konformasi
protein, lebih tepatnya terjadi pada struktur tersier maupun kuartener dari
protein. Pada struktur tersier protein misalnya, terdapat empat jenis interaksi
pada rantai samping seperti ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida,
dan interaksi non polar pada bagian non hidrofobik. Adapun
penyebab dari denaturasi protein bisa berbagai macam, antara lain panas,
alkohol, asam-basa, maupun logam berat.
Masing-masing
penyebab denaturasi protein juga mengakibatkan ciri denaturasi yang spesifik.
Panas, misalnya. Panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen dari protein namun
tidak akan mengganggu ikatan kovalennya.
Selain
oleh panas, asam dan basa juga dapat membuat protein terdenaturasi. Seperti
telah diketahui bahwa protein dapat membentuk struktur zwitter ion. Protein juga memiliki
titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan muatan negatif pada protein
adalah sama. Pada saat itulah, protein dapat terdenaturasi yang ditandai dengan
membentuk gumpalan dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini entalpi
pelarutannya akan menjadi tinggi, karena jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
melarutkan sejumlah protein akan bertambah. Mekanismenya adalah penambahan asam
dan basa dapat mengacaukan jembatan garam yang terdapat pada protein. Ion
positif dan negatif pada garam dapat berganti pasangan dengan ion positif dan
negatif dari asam ataupun basa sehingga jembatan garam pada protein yang merupakan
salah satu jenis interaksi pada protein, menjadi kacau dan protein dapat
dikatakan terdenaturasi.
Bentuk
protein terdenaturasi yang mengendap ini juga dapat diakibatkan oleh pengaruh
logam-logam berat. Dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk kompleks
garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat protein akan sulit untuk
larut. Dan sama dengan ketika protein terdenaturasi akibat asam dan basa,
entalpi pelarutannya akan naik. Protein bermuatan negatif atau protein dengan pH larutan di atas
titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam lebih mudah.
Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH larutan di bawah titik
isoelektrik membutuhkan ion-ion negatif. Contoh ion-ion positif yang dapat
mengendapkan protein misalnya Ag+, Ca2+,Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+, dan Pb2+. Dan contoh
ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein misalnya ion salisilat,
trikloroasetat, piktrat, tanat, dan sulfosalisilat. Namun selain membentuk
kompleks garam protein-logam yang sukar larut, logam berat dapat menarik sulfur
pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan
protein terdenaturasi pula.
Salah satu contoh denaturasi
protein dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan keju. Prinsip pembuatan keju adalah bahwa
protein dalam keju mengalami flokulasi dan mengikutkan 90% lemak susu dalam
pengolahan. Keju dapat dibuat dengan mengendapkan protein menggunakan suatu
asam. Asam tersebut dapat dihasilkan oleh bakteri atau asam yang ditambahkan.
Apabila menggunakan asam, dapat digunakan asam asetat, asam laktat, asam sitrat
dan dapat pula digunakan asam alami seperti sari buah sitrun. Susu dipanaskan
80-90ºC dan asam ditambahkan berupa tetesan sambil dilakukan pengadukan sampai
massa terpisah, setelah curd ditiriskan, dapat diproses lebih lanjut.
Teknik
dan variasi pembuatan keju dapat dilakukan/dikembangkan menurut kreativitas
yang tak terbatas. Misalnya dengan penambahan biji-bijian, herba, minuman
beralkohol, potongan buah-buahan dan pewarna ke dalam curd. Pewarna
yang digunakan biasanya adalah merah annatto.Penambahan garam ke dalam
keju biasanya adalah untuk menurunkan kadar air dan sebagai pengawet.
Di
dunia terdapat beragam jenis keju. Menurut Daulay, namun seluruhnya memiliki prinsip dasar yang
sama dalam proses pembuatannya, yaitu:
1
Pasteurisasi
susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri pathogen.
2
Pengasaman
susu. Tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja optimal.
Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat, cuka,
atau bakteriStreptococcus lactis. Proses fementasi oleh streptococcus
lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga
derajat keasaman (pH) susu menjadi rendah danrennet efektif bekerja.
3
Penambahan
enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat digunakan
dalam konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan susu
adalah 1:5.000. Kurang lebih 30 menit setelah penambahan rennet ke
dalam susu yang asam, maka terbentuklah curd.Bila temperatur sistem
dipertahankan 40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat.
Kemudian dilakukan pemisahan curd dari whey.
4
Pematangan
keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas, dilakukan
proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode tertentu. Dalam
proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga menghasilkan
keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban udara di ruang tempat
pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat mengeluarkan gelembung
udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-lubang.
Daftar Pustaka
-----. 2011. Chemistry
The Central of Science.Denaturasi Protein.
http://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/. Diakses pada
26 Mei 2013
----.
Science Biotek untuk Semua. Struktur
Molekul Protein. 2010. http://sciencebiotech.net/struktur-molekul-protein/ . Diakses pada 26 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar