Puisi – Puisi karya
Sapardi Djoko Damono
Puisi karya Sapardi
Djoko Damono selalu nyentrik, dengan bahasa yang sederhana dan lugas dapat
menyihir kita untuk menikmati keindahannya. Teman-teman harus membaca puisi
ini. Selamilah arti mendalam dari setiap pilihan kata yang dipilihnya.
PADA
SUATU HARI NANTI
(Sapardi
Djoko Damono)
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
SIHIR
HUJAN
(Sapardi
Djoko Damono)
Hujan
mengenal baik pohon, jalan, dan selokan -- swaranya bisa
dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu
dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah
jatuh di pohon,
jalan, dan selokan
- - menyihirmu agar sama sekali tak sempat
mengaduh waktu
menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
YANG
FANA ADALAH WAKTU
(Sapardi
Djoko Damono)
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti
bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar